Kata - Kata Hikmah
Ada dua orang dengan panggilan yang sama, yaitu Abah Komar. Yang satu tinggal di sekitar Cikampek berusaha 81 tahun. Dan yang satu lagi adalah tetangga saya di Cimahi dengan usia yang sepertinya tidak jauh dari 80-an. Keduanya sudah tua, namun keduanya memberikan inspirasi bagi saya.
Abah Komar yang di Cikampek, dengan usia setua itu masih berkeliling setiap hari dengan jalan kaki untuk menjajakan jasanya. Rata-rata setiap hari menempuh jarak sampai 20 km. Bukan jarak yang dekat bagi saya, apalagi bagi seorang kakek seusia 81 tahun ini. Jarak yang luar biasa jauh, yang menguras tenaga.
Mengapa Abah Komar melakukan ini? Satu alasan terucap dari mulutnya, yaitu tidak mau merepotkan anak dan cucu. Luar biasa, sebuah keinginan untuk tetap mandiri meski usia sudah senja. Padahal, sudah cukup alasan untuk menggantungkan hidup kepada anak dan cucu.
Sungguh malu, jika ada orang yang masih muda dan kuat tetapi tidak berusaha untuk mandiri. Masih menggantungkan hidup kepada orang lain, mudah menyerah, mengeluh, dan begitu mudah mengatakan sulit. Abah Komar, menempuh jarak 20 km per hari dengan penghasilan Rp 30.000 per hari, demi sebuah kemandirian.
Sementara Abah Komar tetangga saya juga luar biasa. Yang pertama si Abah (begitu saya memanggilnya) hampir tidak pernah absen untuk shalat shubuh di Masjid, bahkan beliaulah yang mengumandangkan adzan subuh dan menjadi iman untuk segelintir makmum yang jarang sekali anak mudanya.
Untuk hal mencari nafkah pun tidak kalah hebatnya. Dengan tubuh yang mungil dan sudah termakan usia, namun tidak kalah gesit dengan anak mudah saat bekerja sebagai kuli bangunan. Mendorong beban yang berat, memasang batu bata, dan berbagai pekerjaan yang menguras tanaga lainnya.
Terima kasih abah Komar (keduanya) yang telah memberikan inspirasi kepada saya agar tidak mudah menyerah. Yang telah memberi semangat menjadi pribadi yang mandiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Memberi contoh untuk memberikan kontribusi kepada orang lain. Semoga saya bisa meneladaninya.
Mudah-mudahan kedua Abah Komar ini menjadi hamba yang dicintai Allah dan diampuni dosa-dosanya.
oOo
"Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari , maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. " (HR. Ahmad)
Ditulis oleh Jundullah
Bumi Allah, 14 Oktober 2009 Jam 13:19:10
beberapa detik yang lalu · Sunting Kiriman · Hapus Kiriman
Yang Pertama
HARI KEMARIN
Kamu tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kamu tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang kamu rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat;
Lepaskan saja...
Yang kedua:
HARI ESOK
Hingga mentari esok hari terbit,
Kamu tak tahu apa yang akan terjadi.
Kamu tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kamu tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba;
Biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah :
HARI INI
Pintu masa lalu telah tertutup.
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri kamu untuk hari ini.
Kamu dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
Bila kamu mampu memaafkan hari kemarin
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini.
Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat,
Meski mereka berlaku buruk pada kamu
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,
karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa kamu menunjukkan penghargaan pada
orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri kamu sendiri
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu
Atau masa depan membuatmu bingung
Lakukan yang terbaik HARI INI !
Dan lakukan SEKARANG juga !
HARI KEMARIN
Kamu tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kamu tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang kamu rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat;
Lepaskan saja...
Yang kedua:
HARI ESOK
Hingga mentari esok hari terbit,
Kamu tak tahu apa yang akan terjadi.
Kamu tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kamu tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba;
Biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah :
HARI INI
Pintu masa lalu telah tertutup.
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri kamu untuk hari ini.
Kamu dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
Bila kamu mampu memaafkan hari kemarin
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini.
Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat,
Meski mereka berlaku buruk pada kamu
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,
karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa kamu menunjukkan penghargaan pada
orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri kamu sendiri
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu
Atau masa depan membuatmu bingung
Lakukan yang terbaik HARI INI !
Dan lakukan SEKARANG juga !
Pada jaman dahulu, ada seorang kaisar yang mengatakan
kepada penunggang kudanya, apabila ia pergi mengendarai kudanya dan menjangkau
wilayah sebanyak yang ia mampu, maka sang kaisar akan memberikan wilayah
sebanyak yang ia jangkau. Tentu saja, sang penunggang kuda dengan cepat
melompat naik ke atas kudanya dan secepat mungkin pergi untuk menjangkau
wilayah sebanyak mungkin. Dia terus memacu dan memacu, mencambuk kudanya untuk
pergi secepat mungkin. Ketika ia merasa lapar atau lelah, dia tidak berhenti
karena dia ingin memperoleh wilayah sebanyak mungkin.
Pada akhirnya, ketika ia telah menjangkau wilayah yang cukup besar, ia kelelahan dan sekarat. Sang penunggang kuda lalu bertanya kepada dirinya sendiri, "Mengapa aku memaksa diriku begitu keras untuk menjangkau begitu banyak wilayah? Sekarang saya sekarat dan aku hanya memerlukan sebidang tanah yang sangat kecil untuk menguburkan diriku sendiri."
Kisah di atas sama dengan perjalanan hidup kita. Setiap hari kita memaksa diri kita dengan keras untuk menghasilkan lebih banyak uang, kekuasaan atau ketenaran. Kita mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, sahabat, lingkungan sekitar dan hobi yang kita sukai. Suatu hari, ketika kita melihat ke belakang, kita akan menyadari bahwa kita sebenarnya tidak membutuhkan uang, kekuasaan atau ketenaran sebanyak itu, namun kita tidak bisa mengembalikan waktu-waktu yang telah kita lewatkan.
Hidup ini bukan tentang menghasilkan uang, mendapatkan kekuasaan atau ketenaran.
Hidup ini jelas bukan tentang pekerjaan! Bekerja hanya diperlukan untuk membuat kita tetap bisa bertahan hidup sehingga kita bisa menikmati keindahan dan kebahagian dari kehidupan.
Hidup adalah keseimbangan antara bekerja dan bermain, Keluarga, sahabat dan waktu pribadi.
Anda harus memutuskan bagaimana anda ingin menyeimbangkan hidup anda.
Tentukan dan atur prioritas hidup anda. Hidup ini rapuh, Hidup ini singkat. Jangan sia-siakan hidup anda, seimbangkan gaya hidup dan nikmatilah KEHIDUPAN
hamba Allah
Pada akhirnya, ketika ia telah menjangkau wilayah yang cukup besar, ia kelelahan dan sekarat. Sang penunggang kuda lalu bertanya kepada dirinya sendiri, "Mengapa aku memaksa diriku begitu keras untuk menjangkau begitu banyak wilayah? Sekarang saya sekarat dan aku hanya memerlukan sebidang tanah yang sangat kecil untuk menguburkan diriku sendiri."
Kisah di atas sama dengan perjalanan hidup kita. Setiap hari kita memaksa diri kita dengan keras untuk menghasilkan lebih banyak uang, kekuasaan atau ketenaran. Kita mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, sahabat, lingkungan sekitar dan hobi yang kita sukai. Suatu hari, ketika kita melihat ke belakang, kita akan menyadari bahwa kita sebenarnya tidak membutuhkan uang, kekuasaan atau ketenaran sebanyak itu, namun kita tidak bisa mengembalikan waktu-waktu yang telah kita lewatkan.
Hidup ini bukan tentang menghasilkan uang, mendapatkan kekuasaan atau ketenaran.
Hidup ini jelas bukan tentang pekerjaan! Bekerja hanya diperlukan untuk membuat kita tetap bisa bertahan hidup sehingga kita bisa menikmati keindahan dan kebahagian dari kehidupan.
Hidup adalah keseimbangan antara bekerja dan bermain, Keluarga, sahabat dan waktu pribadi.
Anda harus memutuskan bagaimana anda ingin menyeimbangkan hidup anda.
Tentukan dan atur prioritas hidup anda. Hidup ini rapuh, Hidup ini singkat. Jangan sia-siakan hidup anda, seimbangkan gaya hidup dan nikmatilah KEHIDUPAN
hamba Allah
Yakinlah! Di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu
Dekat
Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)
Mengenai ayat di atas, ada beberapa faedah yang bisa kita ambil:
Pertama: Di balik satu kesulitan, ada dua kemudahan
Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.
Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang.[1] Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.
Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar[2]. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.
Note: Mungkin sebagian orang yang belum pernah mempelajari bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah keunggulan orang yang paham bahasa Arab, dalam memahami ayat akan berbeda dengan orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan ilmu alat ini. Di antara manfaatnya, seseorang akan memahami Al Qur’an lebih mudah dan pemahamannya pun begitu berbeda dengan orang yang tidak paham bahasa Arab. Semoga Allah memberi kemudahan.
Kedua: Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[3] Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm), yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”
Ketiga: Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat
Dalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.”[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.
Allah Ta’ala berfirman,
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.”[5] Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.”[6]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?
Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat
Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).”[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkal lah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
-Begitu nikmat setiap hari dapat menggali faedah dari sebuah ayat. Semoga hati ini tidak lalai dari mengingat-Nya
(Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal)
Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)
Mengenai ayat di atas, ada beberapa faedah yang bisa kita ambil:
Pertama: Di balik satu kesulitan, ada dua kemudahan
Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.
Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang.[1] Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.
Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar[2]. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.
Note: Mungkin sebagian orang yang belum pernah mempelajari bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah keunggulan orang yang paham bahasa Arab, dalam memahami ayat akan berbeda dengan orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan ilmu alat ini. Di antara manfaatnya, seseorang akan memahami Al Qur’an lebih mudah dan pemahamannya pun begitu berbeda dengan orang yang tidak paham bahasa Arab. Semoga Allah memberi kemudahan.
Kedua: Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[3] Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm), yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”
Ketiga: Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat
Dalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.”[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.
Allah Ta’ala berfirman,
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.”[5] Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.”[6]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?
Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat
Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).”[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkal lah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
-Begitu nikmat setiap hari dapat menggali faedah dari sebuah ayat. Semoga hati ini tidak lalai dari mengingat-Nya
(Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal)
ENGKAU ADALAH PENA KEHIDUPANMU
Jika engkau TIDAK BERSIKAP , BERPIKIR dan BERLAKU
Yang menumbuhkan KEKUATAN
Engkau PASTIi menumbuhkan KELEMAHAN
Dan yang DILEMAHKAN adalah KEHIDUPANMU
Jika BUKAN KEBAIKAN yang mewarnai HATI, PIKIRAN dan GERAKAN TUBUHMU
Pasti BUKAN KEBAIKAN yang TUMBUH SUBUR dalam hari-harimu
Dan yang DIBURUKKAN adalah KEHIDUPANMU
Jika BUKAN KASIH SAYANG dan KEINDAHAN
Yang mewarnai HATI, WAJAH dan CARA-CARAMU
Pasti BUKAN KEINDAHAN yang kau LIHAT dan RASAKAN di DUNIA ini
Dan yang DIKEJAMKAN adalah KEHIDUPANMU
Engkau adalah PENA yang MENULISKAN CARA KEHIDUPANMU sendiri
Jika CERITA yang kau PILIH berisi KASIH SAYANG dan KEINDAHAN
Maka TANGAN yang menggunakanmu adalah ‘TANGAN ALLAH’
Berikan PERHATIANMU kepada PENDERITAAN SESAMA
SIBUKLAH dalam melayani dengan KEBAIKAN
Maka KEBAIKAN itu juga akan menjadi BAGIAN kita
BERJALANLAH bersama KEBAIKAN.
Jalan-jalan KEBAIKAN adalah JALAN ALLAH
Sehingga....
Orang-orang yang berjalan di JALAN KEBAIKAN
sebetulnya berjalan BERSAMA ALLAH
HIDUP adalah mengkonversikan KESEMPATAN menjadi KENYATAAN
Orang yang BERHASIL selalu LUBER dengan KESEMPATAN
Jadilah pribadi yang menjadikan DIRI
KESEMPATAN bagi orang yang MEMBUTUHKAN
ORANG yang BERUNTUNG akan mendapatkan SAHABAT berupa KESEMPATAN.
NILAI dari yang engkau LAKUKAN
Menentukan NILAI dari yang ENGKAU CAPAI
Maka LAKUKAN hal-hal yang BERNILAI bagi SESAMA
Karena ITULAH yang membuat HIDUPMU BERNILAI
Engkau MEMPERHATIKAN-Nya atau TIDAK
Allah TETAP MEMPERHATIKANMU
Engkau MEMINTA-Nya atau TIDAK
Allah TETAP MEMBERIMU
Tetapi INGATLAH...
Jika engkau ingin Allah MELEBIHKAN PERHATIAN-NYA padamu
LEBIHKANLAH PERHATIANMU pada-Nya
JIka engkau ingin Allah MELEBIHKAN PEMBERIAN-NYA padamu
LEBIHKANLAH alasan bagi kelebihan PENERIMAANMU ITU
Jika engkau ingin Allah MELAYANIMU
LAYANILAH SESAMAMU
MELAYANI SESAMA adalah salah satu cara ‘MELAYANI ALLAH’
BERSEGERALAH melakukan KEBAIKAN,
BERSEGERALAH untuk memperbaharui PERASAANMU dengan KEGEMBIRAAN
BERSEGERALAH untuk MERUPAWANKAN WAJAHMU dengan SENYUM
BERSEGERALAH untuk MEMPERINDAH TUTUR KATAMU dengan KERAMAHAN
BERSEGERALAH untuk MENGANGGUNKAN PERILAKUMU dengan KESANTUNAN
BERSEGERALAH untuk MENGUTUHKAN semua yang kau lakukan dengan DOA
Jadikanlah diri anda orang yang mencontohkan KEGEMBIRAAN
Dalam MEMENANGKAN KUALITAS KEHIDUPAN yang BAIK
Jadilah orang yang BERSEMANGAT untuk MEMBESARKAN orang lain
ORANG YANG BESAR adalah orang yang berhasil MEMBESARKAN ORANG LAIN.
BILA ORANG MERASA KECIL dan GAGAL mencari KEBAHAGIAAN
ITU BUKAN karena ia TIDAK MENEMUKANNYA
TETAPI karena IA TIDAK BERHENTI SEJENAK
Untuk MENIKMATI apa yang telah IA MILIKI
(EZ/23/07/09)
Jika engkau TIDAK BERSIKAP , BERPIKIR dan BERLAKU
Yang menumbuhkan KEKUATAN
Engkau PASTIi menumbuhkan KELEMAHAN
Dan yang DILEMAHKAN adalah KEHIDUPANMU
Jika BUKAN KEBAIKAN yang mewarnai HATI, PIKIRAN dan GERAKAN TUBUHMU
Pasti BUKAN KEBAIKAN yang TUMBUH SUBUR dalam hari-harimu
Dan yang DIBURUKKAN adalah KEHIDUPANMU
Jika BUKAN KASIH SAYANG dan KEINDAHAN
Yang mewarnai HATI, WAJAH dan CARA-CARAMU
Pasti BUKAN KEINDAHAN yang kau LIHAT dan RASAKAN di DUNIA ini
Dan yang DIKEJAMKAN adalah KEHIDUPANMU
Engkau adalah PENA yang MENULISKAN CARA KEHIDUPANMU sendiri
Jika CERITA yang kau PILIH berisi KASIH SAYANG dan KEINDAHAN
Maka TANGAN yang menggunakanmu adalah ‘TANGAN ALLAH’
Berikan PERHATIANMU kepada PENDERITAAN SESAMA
SIBUKLAH dalam melayani dengan KEBAIKAN
Maka KEBAIKAN itu juga akan menjadi BAGIAN kita
BERJALANLAH bersama KEBAIKAN.
Jalan-jalan KEBAIKAN adalah JALAN ALLAH
Sehingga....
Orang-orang yang berjalan di JALAN KEBAIKAN
sebetulnya berjalan BERSAMA ALLAH
HIDUP adalah mengkonversikan KESEMPATAN menjadi KENYATAAN
Orang yang BERHASIL selalu LUBER dengan KESEMPATAN
Jadilah pribadi yang menjadikan DIRI
KESEMPATAN bagi orang yang MEMBUTUHKAN
ORANG yang BERUNTUNG akan mendapatkan SAHABAT berupa KESEMPATAN.
NILAI dari yang engkau LAKUKAN
Menentukan NILAI dari yang ENGKAU CAPAI
Maka LAKUKAN hal-hal yang BERNILAI bagi SESAMA
Karena ITULAH yang membuat HIDUPMU BERNILAI
Engkau MEMPERHATIKAN-Nya atau TIDAK
Allah TETAP MEMPERHATIKANMU
Engkau MEMINTA-Nya atau TIDAK
Allah TETAP MEMBERIMU
Tetapi INGATLAH...
Jika engkau ingin Allah MELEBIHKAN PERHATIAN-NYA padamu
LEBIHKANLAH PERHATIANMU pada-Nya
JIka engkau ingin Allah MELEBIHKAN PEMBERIAN-NYA padamu
LEBIHKANLAH alasan bagi kelebihan PENERIMAANMU ITU
Jika engkau ingin Allah MELAYANIMU
LAYANILAH SESAMAMU
MELAYANI SESAMA adalah salah satu cara ‘MELAYANI ALLAH’
BERSEGERALAH melakukan KEBAIKAN,
BERSEGERALAH untuk memperbaharui PERASAANMU dengan KEGEMBIRAAN
BERSEGERALAH untuk MERUPAWANKAN WAJAHMU dengan SENYUM
BERSEGERALAH untuk MEMPERINDAH TUTUR KATAMU dengan KERAMAHAN
BERSEGERALAH untuk MENGANGGUNKAN PERILAKUMU dengan KESANTUNAN
BERSEGERALAH untuk MENGUTUHKAN semua yang kau lakukan dengan DOA
Jadikanlah diri anda orang yang mencontohkan KEGEMBIRAAN
Dalam MEMENANGKAN KUALITAS KEHIDUPAN yang BAIK
Jadilah orang yang BERSEMANGAT untuk MEMBESARKAN orang lain
ORANG YANG BESAR adalah orang yang berhasil MEMBESARKAN ORANG LAIN.
BILA ORANG MERASA KECIL dan GAGAL mencari KEBAHAGIAAN
ITU BUKAN karena ia TIDAK MENEMUKANNYA
TETAPI karena IA TIDAK BERHENTI SEJENAK
Untuk MENIKMATI apa yang telah IA MILIKI
(EZ/23/07/09)
Angka 19
(Oleh Prof Dr Nasaruddin Umar dalam kolom Hikmah Republika)
Angka 19 adalah pembagi paling complicated menurut para sarjana matematika. Ternyata susunan Alquran menggunakan rumus 19, sebagaimana diisyaratkan dalam Surat Al-Muddatstsir [74]: 30, ''Di atasnya ada sembilan belas.'' Prof Rashad Khalifah dalam Qur'an: Visual Presentation of The Qur'an menyingkap misteri angka 19 ini.
Di antara temuannya ialah bahwa ayat pertama Surat Al-Fatihah, yaitu Bismillahirrahmanirrahim terdiri atas 19 huruf. Basmalah dalam Alquran sebanyak 114:6=19. Ada satu surah yang tak punya basmalah (Al-Taubah) tetapi ada surah lain yang dobel basmalah-nya (Al-Naml), sehingga kalau ada basmalah pada Surat Al-Taubah maka jumlah basmalah dalam Alquran menjadi 115, tidak bisa dibagi 19.
Jumlah kata-kata ism terulang sebanyak 19 kali; Allah 2.698:19 = 142; al-Rahman 57:19 = 3; dan al-Rahim terulang 114:19 = 6. Ayat pertama kali diturunkan (Al-'Alaq [96]: 1-5) terdiri atas 19 kata, jumlah hurufnya 76:19 = 4. Keseluruhan huruf Surat Al-'Alaq itu terdiri atas 285:19 = 15. Demikian juga surah paling terakhir diturunkan (Al-Nashr) terdiri atas 19 kata.
Beberapa surah dibuka dengan huruf qaf, seperti Surah Qaf [50], 'qaf'-nya 57:19 = 3, dan Surat Al-Syura [42], 'qaf'-nya 57:19 = 3. Surat Al-Qalam [68] yang dibuka dengan nun, huruf 'nun'-nya 133:19 = 7; Surat al-A'raf [7] dibuka dengan alif lam shad; Surat Maryam [19] dibuka dengan kaf ha ya 'ain shad; dan Surat Shad [38] dibuka dengan huruf 'shad'. Jumlah 'shad' ketiga surah tersebut 152:19 = 8.
Demikian halnya dengan jumlah huruf 'ya' dalam Surah Yasin yang dibuka dengan ya sin sebanyak 285:19 = 15. Ada tujuh surah dibuka dengan huruf ha mim, jumlah huruf 'ha' dan 'mim' surah tersebut 2.147:19 = 133. Jika dihimpun seluruh 14 surah yang menggunakan empat kombinasi huruf 'ha' dan 'mim', maka setiap kombinasi itu jumlahnya dapat dibagi habis dengan angka 19, betul-betul fantastik.
Dalam Surah Maryam [19], total jumlah huruf kaf-ha-ya-'ain-shad sebanyak 798:19 = 42. Demikian pula seluruh surah yang dibuka dengan huruf alif-lam-mim, seluruh kombinasi huruf itu bisa dibagi habis dengan angka 19.
Misalnya Surah Al-Baqarah yang dimulai dengan alif-lam-mim, masing-masing huruf tersebut dan kombinasi ketiganya dapat dibagi habis dengan angka 19. Jumlah 'alif' 4.502, 'lam' 3.202, dan 'mim' 2.195 = 9.899:19 = 521. Hal yang sama juga terjadi pada surah-surah lain yang menggunakan kombinasi huruf 'alif', 'lam', dan 'mim'. Subhanallah, pantas Prof Roger Berque, seorang pakar linguistik di Universitas Paris dalam bukunya Relere de la Coran, mengatakan mustahil Alquran ditulis dan dikarang oleh manusia.
Firman Allah:
"Dan jika kamu (tetap) dalam KERAGUAN tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang SEMISAL Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Maka jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari NERAKA yang bahan bakarnya MANUSIA dan BATU, yang disediakan bagi orang-orang KAFIR.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang BERIMAN dan BERBUAT BAIK, bahwa bagi mereka disediakan SURGA-SURGA yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. "
(QS. Al- Baqarah : 23 - 25)
Abdullah Azzam: "Allah tidak akan membebani, kecuali
sesuai kesanggupannya"
Salah seorang binaan Syaikh Doktor Abdullah Azzam bercerita tentang Syaikh Abdullah Azzam, saat Syaikh Abdullah Azzam sedang melakukan perkemahan. Pada suatu acara semua yang mengikuti mukhayyam itu di perintahkan oleh komandan lapangan. “Kalian berlarilah mengelilingi lapangan ini sebanyak yang kalian bisa,” ujar komandan lapangan.
Semua peserta perkemahan berlari. Namun setelah beberapa putaran, sudah ada yang menyerah, dan mereka yang menyerah beralasan bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (2: 286), inilah yang saya mampu”,
Begitu pula orang-orang yang menyerah selanjutnya, mereka selalu beralasan dengan ayat ke 286 di surat Al-Baqarah tersebut, dan yang sisa pun semakin banyak yang menyerah, sampai tinggal Abdullah Azzam sendiri, beliau terus berlari mengelilingi lapangan tersebut, sampai akhirnya beliau pingsan.
Dan setelah sadar beliau ditanya oleh komandan lapangan “ Mengapa anda berlari sampai pingsan begini, kan sudah saya bilang bahwa anda berlari semampu anda”, lalu Abdullah Azzam menjawab “inilah yang saya mampu, sesuai yang anda perintahkan“
Yang dimaksud oleh Abdullah Azzam adalah makna sebenarnya dari “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”, bahwa perintah harus dijalankan sesuai isinya. Di sisi lain, upaya apapun harus dilakukan dengan upaya yang optimal di batas kemampuan seseorang. Itulah salah satu pelajaran yang diberikan Abdullah Azzam.
Hikmah :
Apakah ada inspirasi dari cerita ini, jawabnya ADA!! Saudaraku Potensi kita sangat besar baik diri dan kemampuan berpikir kita, namun kadang kita membatasi potensi kita dengan alibi "seginilah kemampuan saya..." bangkitlah dengan mengerahkan segenap potensi diri sampai di tingkat MAKSIMAL.... seperti tokoh yang dikisahkan di atas DR ABDULLAH AZZAM.
Salah seorang binaan Syaikh Doktor Abdullah Azzam bercerita tentang Syaikh Abdullah Azzam, saat Syaikh Abdullah Azzam sedang melakukan perkemahan. Pada suatu acara semua yang mengikuti mukhayyam itu di perintahkan oleh komandan lapangan. “Kalian berlarilah mengelilingi lapangan ini sebanyak yang kalian bisa,” ujar komandan lapangan.
Semua peserta perkemahan berlari. Namun setelah beberapa putaran, sudah ada yang menyerah, dan mereka yang menyerah beralasan bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (2: 286), inilah yang saya mampu”,
Begitu pula orang-orang yang menyerah selanjutnya, mereka selalu beralasan dengan ayat ke 286 di surat Al-Baqarah tersebut, dan yang sisa pun semakin banyak yang menyerah, sampai tinggal Abdullah Azzam sendiri, beliau terus berlari mengelilingi lapangan tersebut, sampai akhirnya beliau pingsan.
Dan setelah sadar beliau ditanya oleh komandan lapangan “ Mengapa anda berlari sampai pingsan begini, kan sudah saya bilang bahwa anda berlari semampu anda”, lalu Abdullah Azzam menjawab “inilah yang saya mampu, sesuai yang anda perintahkan“
Yang dimaksud oleh Abdullah Azzam adalah makna sebenarnya dari “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”, bahwa perintah harus dijalankan sesuai isinya. Di sisi lain, upaya apapun harus dilakukan dengan upaya yang optimal di batas kemampuan seseorang. Itulah salah satu pelajaran yang diberikan Abdullah Azzam.
Hikmah :
Apakah ada inspirasi dari cerita ini, jawabnya ADA!! Saudaraku Potensi kita sangat besar baik diri dan kemampuan berpikir kita, namun kadang kita membatasi potensi kita dengan alibi "seginilah kemampuan saya..." bangkitlah dengan mengerahkan segenap potensi diri sampai di tingkat MAKSIMAL.... seperti tokoh yang dikisahkan di atas DR ABDULLAH AZZAM.
UANG JAJAN Rp 30.000,00
Sahabat...
Seorang ayah ingin mengajarkan kepada anaknya sejak dini yang baru duduk dikelas 3 SD untuk mengatur uang jajannya. Sang anak diberi uang Rp 30.000 perminggu (termasuk ongkos ojek). Biasanya uang tersebut diberikan sang ayah sehari sebelum anaknya masuk sekolah.
Pada minggu pagi mereka berdua hendak jalan-jalan ke kota untuk menikmati liburan. Sebelum berangkat, tak lupa sang ayah memberikan uang jajan mingguan anaknya dengan tiga lembar uang Rp 10.000. Dan uang tersebut disimpan rapi dalam saku celananya.
Ditengah keasikan sang ayah dan anaknya menikmati hari libur mereka, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kedatangan seorang kakek pengemis yangg telah tua renta sambil memelas.
Tak tega melihat sang kakek tua memelas, sang anak dengan sigap langsung mengeluarkan 3 lembar uang 10.000,- dari saku celana dan diberikan seluruhnya.
Kontan saja kakek pengemis ini terlihat sangat senang seraya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang tak terkira kepada sang anak dan ayahnya ini.
Setelah si kakek tua berlalu, kemudian sang ayah bertanya;
“Sayang, kenapa kamu berikan semua uangmu untuk kakek itu? Bukankah satu lembar saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga nanti malam?”
“Ayah..kalau kakek tua itu ikhlas menerima yang sedikit maka aku ikhlas untuk memberikan yang lebih besar!” Jawab anaknya dengan wajah tersenyum..
“Tek!!!” Hati sang ayah langsung tersentak kaget mendengar jawaban tersebut.
“Nah, terus uang jajanmu untuk seminggu ke depan bagaimana?” Tanya sang ayah mencoba menguji.
“Kan aku masih punya ayah dan bunda! Tidak seperti kakek tua itu yang mungkin hanya hidup sebatangkara di dunia ini.” Balas anaknya.
“Kenapa kamu begitu yakin kalo ayah dan bunda akan mengganti uang jajanmu? Ayah nggak janji loh?” Kembali sang ayah mengujinya.
“Kalo ayah merasa bahwa aku adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada ayah dan bunda, maka aku sangat yakin ayah dan bunda tak akan membiarkan aku kelaparan seperti kakek tua itu..” Jawab sang anak mantap.
Seakan sang ayah tak percaya dengan jawaban dari putranya hingga ia kehabisan kata-kata. Ia tak menyangka jawaban seperti itu keluar dari seorang bocah kelas 3 SD. Ia seperti sedang berhadapan dengan seorang ulama besar dan ia tak bernilai apa-apa ketika berada dihadapannya.
Lalu ia berjongkok dan memegang kedua pundak anaknya..
“Sayang…ayah dan bunda janji akan selalu menjaga dan merawatmu hingga Allah tetapkan batas umur ini. Ayah sangat sayang padamu..” Sambil kedua matanya berkaca-kaca seolah tak kuat menahan haru..
Sambil memegang kedua pipi ayahnya, sang anak membalas,
“Ayah tak perlu berkata seperti itu. Sejak dulu aku sudah tahu bahwa ayah dan bunda sangat mencintai dan menyayangiku. Kelak jika aku sudah dewasa aku akan selalu menjaga ayah dan bunda, dan aku tidak akan membiarkan ayah dan bunda hidup dijalan seperti kakek tua itu…”
Dan airmata sang ayahpun tak terbendung mendengar jawaban tulus dari anaknya. Dipeluklah tubuh mungil itu dengan sangat erat. Dan kedua larut dalam haru dan kasih sayang.
Sahabat.....
Luqman adalah tokoh orang tua yang bijak dalam mendidik anak yang diabadikan dalam Al-Qur’an, ada beberapa Nasehat dari Lukman kepada anaknya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran kepada anak-anak kita atau anak buah kita ( tentu saja redaksinya silahkan Anda rubah sesuai dengan kondisi ), nasehat-nasehat tersebut diantaranya :
1. Anakku ; jauhilah SYIRIK, karena itu akan mematikan hati menimbulkan MURKA Allah
2. Anakku ; janganlah berjalan di muka bumi dengan SOMBONG, karena itu akan menghancurkanmu
3. Anakku ; BERSYUKURLAH kepad Allah dan kepada kedua orang tuamu, karena Allah yang telah menciptakanmu dan orang tuamulah yang melahirkan, membesarkan dan mendidikmu.
4. Anakku ketahuilah sesungguhnya DUNIA BAGAIKAN LAUT YANG DALAM , banyak yang karam kedalamnya bila engkau ingin selamat , agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya adalah tawakkal kapada Allah
5. Orang yang senantiasa MENYEDIAKAN DIRINYA untuk MENERIMA NASEHAT, maka dirinya akan mendapatkan penjagaan dari Allah. Orang yang insyaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia kan senantiasa menerima kemuliaan dari Allah juga.
6. Orang yang MERASA DIRINYA HINA DAN RENDAH dalam beribadah dan taat kepada Allah, jadilah ia tawadhu’ kepada Allah , dia akan lebih dekat dengan Allah dan selalu berusaha menghindarkan ma’siat kepada-Nya.
7. Hai anakku; seandainya orang tuamu marah kapadamu karena kesalahanmu maka MARAHNYA ORANG TUA itu adalah bagaikan PUPUK bagi tanaman.
8. JAUKANLAH dirimu dari BERHUTANG, karena berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.
9. Senantiasalah BERHARAP kapada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai Allah. Takutlah kapada Allah dengan sebenar-benarnya takut, tentulah engkau akan lepas dari sifat keputusasaan dari Rahmat-Nya
10. Hai anakku ; seorang PENDUSTA akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercyai orang dan seorang yang telah bejat akhlaqnya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah , memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.
11. Hai anakku ; engkau telah merasaan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi dari pada itu semua adalah bilamana engkau mempunya TETANGGA YANG JAHAT.
12. Hai anakku ; janganlah sekali-kali engkau mengirimkan seseorang yang BODOH menjadi utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdas dan pintar, sebaiknya dirimu sendirilah yang menjadi utusan.
13. JAUHILAH SIFAT DUSTA, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.
14. Hai anakku ; bila engkau menghadapi dua alternative ta’ziyah orang mati ataukah menghadiri pesta perkawinan maka hendaklah engkau memilih untuk MELAYAT ORANG MATI, sebab melayat orang mati itu akan mengingatkanmu pada kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta perkawinan itu akan mengingatkanmu kesenangan duniawi saja.
15. Janganlah engkau makan sampai KENYANG YANG BERLEBIHAN, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baiknya bila diberikan kepada anjing saja.
16. Hai anakku ; jangnlah kamu langsung menelan saja karena manisnya barang dan janganlah kamu langsung memuntahkan barang karena pahitnya. Karena YANG MANIS BELUM TENTU MENIMBULKAN KESEGARAN, dan YANG PAHIT ITU BELUM TENTU MENIMBULKAN KEGETIRAN.
17. MAKANLAH makananmu bersama-sama dengan ORANG YANG TAQWA dan MUSYAWARAHKANLAH urusanmu dengan para ALIM ULAMA dengan cara memohon nasihat kepadanya.
18. Hai anakku ; bukanlah suatu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencri ilmu namun engkau tidak mengamalkanya. Hal itu tak ubahnya bagaikan seorang yang mencari kayu bakar, banyak terkumpul maka ia tidak kuat memikulnya tetapi ia masih selalu menambahnya juga
19. Hai anakku ; bila engkau ingin menemukan KAWAN SEJATI, maka ujilah dahulu dengan membuat dia MARAH bila dalam kemarahanya itu dia masih berusaha menginsyafkan atau menyadarkan kamu, maka bolehlah dia engkau ambil sebagai kawan. Bila tidak demikian maka berhati-hatilah engkau terhadapnya.
20. Selalulah BAIK TUTUR KATAMU dan HALUS BUDI BAHASAMU serta MANIS WAJAHMU, karena engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseoran terhadap orang lain yang pernah memberikan barang berharganya.
21. Hai anakku ; bila engkau BERTEMAN, tempatkan dirimu padanya sebagai orang yang TIDAK MENGHARAPKAN SESUATU DARIPADANYA namun BIARKAN DIA YANG MENGHARAPKAN SESUATU DARIMU.
22. Jadikanlah dirimu dalam segala perilakumu sebagai orang yang TIDAK INGIN MENERIMA PUJIAN atau orang yang mengharapkan sanjungan orang lain, karena motivasi riya/pamrih itu menimbulkan CELA dan MENGECEWAKAN DIRIMU.
23. Hai anakku ; usahakanlah agar mulutmu jangan sampai mengeluarkan kat-kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akanLEBIH SELAMAT BILA BERIAM DIRI. Kalu berbicara usahakanlah agar bicaramu mendatangkan kemanfaatan bagi orang lain.
24. Hai anakku ; janganlah engkau CONDONG KEPADA URUSAN DUNIA dan hatimu selalu direpotkan dunia saja karena engkau diciptakan kedunia bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tak ada makhluk yang paling hina dari pada orang yang terpedaya oleh dunia.
25. Hai anakku janganlah engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, engkau berjalan tanpa tujuan pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.
26. Barang siapa yang PENYAYANG AKAN DISAYANG, barang siapa pendiam tentu akan selamat dari berkata yang mengandung racun, dan barang siapa yang tidak bisa menahan lidahnya dari berkata kotor tentulah akan menyesal.
27. Hai anakku ; BERGAULLAH RAPAT engkau dengan orang ULAMA dan ILMUWAN, perhatikan lah nasihat dan perkataanya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur tersiram air hujan.
28. Hai anakku ; AMBILLAH DUNIA SEKEDAR KEPERLUANMU, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Janganlah kau tendang dunia ini ke keranjang sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya jangan engkau peluk dunia ini serta merengguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.
Sukai , Komentari , dan Bagikan ! Terima kasih ! :) EmoticonEmoticon