Segala puji bagi Allah shalawat serta salam semoga tercurah keatas junjungan kita Nabi Muhammad, keluarganya, shahabatnya dan mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:
Pembaca
yang dirahmati Allah Ta’alaa:
Fenomena yang terjadi baru-baru ini yaitu kemunculan jejak UFO berupa circle crop di
Sleman Yogyakarta menggegerkan rakyat Indonesia terutama warga sekitar karena
ini yang pertama terjadi di negara kita.
Sebagian
orang langsung percaya bahwa itu memang jejak UFO dan memang makhluk luar
angkasa benar-benar ada, sedangkan sebagian orang terburu-buru mengingkarinya
dan mengatakan bahwa makhluk luar angkasa itu tidak ada.
Lalu
bagaimana kita sebagai seorang muslim yang diwajibkan percaya kepada yang ghaib
yang tidak bisa kita lihat menyikapi phenomena seperti ini?
Bagaimana
phenomena makhluk luar angkasa jika ditinjau dari Al-Qur’an?
Harus
diketahui bahwa Yang menciptakan manusia dari tidak ada dan membentuknya dan
meniupkan padanya dari ruh-Nya, dan mengokohkan ciptaan alam semesta ini
termasuk keajaiban yang ada didalamnya, adalah juga Maha Kuasa untuk
menciptakan luar angkasa dan makhluknya, Al-Qur’an telah menunjukkan adanya
makhluk-makhluk yang tidak diketahui oleh manusia dimasa kenabian, demikian juga
Al-Qur’an menunjukkan peran dari penemuan ilmiyah, dan bahwa setiap berita akan
ada waktu kemunculannya, Allah Azza wa Jalla berfirman:
(وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ ) (النحل:8)
Artinya:
(dan dia telah menciptakan kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya
dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya.) [QS An-Nahl: 8].
Ayat
diatas mengisyaratkan bahwa ada beberapa makhluk yang diciptakan oleh Allah
Ta'aala dari jenis hewan yang kita tidak mengetahuinya, ini karena Allah
Ta'aala menyambungkan makhluk tersebut dengan kuda, bagal dan keledai yang
merupakan jenis hewan.
Dan
disebutkan di dalam Al-Qur’an beberapa ayat lainnya yang sepertinya
mengisyaratkan adanya binatang di langit dan bumi, diantaranya firman Allah
Ta’alaa:
(وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ) (الشورى:29)
Artinya:
(di antara tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa
mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya) [QS Asy-Syuura: 29].
Sebagian
ulama mengatakan bahwa lafaz daabbah (makhluk melata)menunjukkan bahwa itu
makhluk-makhluk selain malaikat karena Allah Azza wa Jalla membedakan antara
makhluk yang melata dengan malaikat dalam menyebutkannya dalam firman-Nya:
(وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ) (النحل:49)
Artinya:
(dan kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata yang berada di langit
dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) Para ma]aikat, sedang mereka
(malaikat) tidak menyombongkan diri) [QS An-Nahl: 49).
Allah
Ta’alaa menyebutkan dalam ayat diatas makhluk-makhluk melata di langit dan
makhluk melata di bumi kemudian baru menyebutkan para malaikat.
Dengan
ayat-ayat seperti ini sebagian ulama menyebutkan bahwa tidak ada salahnya ini
menjadi isyarat atas wujudnya alam-alam lain, akan tetapi sepatutnya kita tidak
memastikan hal ini, karena ayat-ayat seperti ini bisa mengandung kemungkinan
lebih dari satu pentakwilan.(Fatwa dari Syeikh Abdullah Al-Faqih hadidzohullah
Ta'alaa)
Adapun
pendapat bahwa makhluk-makhluk ini yang menciptakan manusia dengan bentuk yang
menyerupainya dengan perantara DNA dan bahwa dia merupakan kekuatan ajaib yang
mengakibatkan wujudnya manusia, maka ini secara hakikatnya merupakan pendapat
yang batil yang menafikan akidahnya.
Kesimpulan:
Meskipun
Al-Qur’an telah mengisyaratkan dalam beberapa ayatnya tentang keberadaan
makhluk di luar angkasa, namun kita tidak boleh memastikan bahwa phenomena yang
terjadi di bumi merupakan jejak keberadaan mereka, karena tidak ada seorangpun
yang pernah melihat secara langsung wujud mereka seperti yang sering dilukiskan
dalam film-film, demikian juga kita tidak boleh menafikan secara langsung
keberadaan mereka karena Al-Qur’an telah memberi isyarat yang memungkinkan
keberadaan mereka.
Tapi
kita tidak boleh terlalu menyibukkan diri mendalami tentang masalah ini karena
bukan termasuk perkara ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada kita untuk
mengharap pahala dan ridlo-Nya di dunia dan akhirat.
Wallau
A’lam bishowab.
islam-makhedo.blogspot.com
Sukai , Komentari , dan Bagikan ! Terima kasih ! :) EmoticonEmoticon